Wednesday, November 25, 2009

PLACE TO GO PART 1

PASAR 45

Pasar memang identik dengan suasana yang ramai, becek, bau dan penuh dengan angkutan umum yang siap membawa barang ke tempat tujuan. Ada juga yang berpikir bahwa pasar hanya di kunjungi oleh orang kelas bawah saja. Tapi jangan salah, pasar yang ini tidak becek, tidak bau dan tidak ruwet seperti yang di bayangkan. Pasar 45 . Nama Pasar45 diangkat dan menggunakan nama yang sama dari nama pasar yang telah menjadi bagian dari masyarakat Minahasa. Pasar 45 Minahasa, yang berlokasi di tengah kota Manado, menjual berbagai macam kerajinan tangan dan souvenir untuk para turis. Pasar 45 tujuannya tentu tidak jauh berbeda dengan pasar yang terkenal di Minahasa tersebut. Perlu diinformasikan, Pasar45 tidak memiliki asosiasi dan keterlibatan apapun dengan Pasar 45 Minahasa.
Pasar45 adalah usaha independent, dengan tujuan mempromosikan kerajinan tangan anak bangsa dan mensosialisasikan rasa cinta produk Indonesia kepada masyarakat Indonesia di luar negeri. Si Tou Timou Tumou Tou (orang hidup untuk menghidupkan orang lain) yang merupakan motto kota Manado diharapkan menjadi semangat bagi siapa saja yang mampir ke website ini. Dengan membeli karya para pengrajin Indonesia, bukan saja kita ikut membantu kehidupan para pengrajin tersebut tetapi juga ikut melestarikan budaya Indonesia.
Pasar45 menjual seni kriya Indonesia yang dikhususkan pada pakaian wanita dan pria, perhiasan wanita, dan tas wanita. Seni kriya adalah kerajinan tangan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seiringnya modernisasi, seni kriya Indonesia mulai tegusur. Oleh sebab itu, Pasar45 mencoba memasarkan seni kriya para pengrajin di Indonesia yang telah disesuaikan dengan gaya busana (fashion trend) generasi muda saat ini.
Bahan baku pada tas jinjing Pasar45 adalah agel dan gajih. Agel dan gajih keduanya merupakan bagian dari pohon gebang yang biasa tumbuh di daerah dataran rendah. Agel adalah lapisan atas daun, sedangkan gajih adalah serat yg terdapat pada agel ketika agel dibuka. Agel secara fisik lebih tebal daripada gajih, namun keduanya berfungsi sama pentingnya dalam produksi kerajinan tangan atau anyaman di Asia Tenggara. Untuk lebih memperjelas perbedaan agel dan gajih, bahan tas jinjing terbuat dari serat agel, sedangkan bunga pada hiasan tas terbuat dari serat gajih. Bahan dasar agel dan gajih tentu saja mempengaruhi kualitas tas; tas-tas ini awet untuk dipakai dalam jangka panjang.
Bahan baku kalung dan gelang (bangles) Pasar45 adalah keramik dan kulit kerang. Keramik dibentuk menyerupai pergelangan tangan dan, sebagai pemanis, dibungkus oleh lapisan kulit kerang. Kulit kerang sangat mudah didapatkan oleh pengrajin kerang di Indonesia, yang terkenal sebagai negara bahari. Kerajinan kulit kerang merupakan salah satu seni kriya yang terkenal di Indonesia dan telah menembus pasar international.
Bahan dasar gaun wanita dan kemeja pria terbuat dari kain katun yang dicetak hiasan batik dengan mesin sederhana (printing). Batik awalnya merupakan pakaian keluarga kerajaan namun sejalannya dengan waktu dan modernisasi telah menjadi pakaian rakyat secara umum dan dikategorikan sebagai salah satu jenis pakaian nasional Republik Indonesia. Para penggemar batik pada umumnya tidak mengetahui bahwa awalnya batik merupakan kegiatan seni tinggi (high culture) yang wajib dipelajari setiap keturunan raja. Hiasan atau gambar batik umumnya diciptakan oleh para puteri atau ratu kerajaan, yang selain melukis batik juga meramu minuman-minuman kesehatan (jamu). Hiasan pada batikpun memiliki arti yang berbeda-beda; semakin besar design hiasan batik berarti semakin tinggi juga kedudukan strata pemakainya di masyarakat. Oleh sebab itu di jaman dahulu kala tidak diperbolehkan seorang abdi memakai kain batik yang berhiaskan pedang-pedang (biasanya berbentuk garis-garis yang berbaris) lebih besar dari yang dipakai oleh raja saat itu. Namun, sebagian besar adat ini telah menjadi sejarah, kecuali di lingkungan yang mana kerajaan masih berlangsung, seperti Keraton di Solo dan Keraton di Jogjakarta.
Seni kriya merupakan suatu proses produksi yang tergolong ramah lingkungan. Pengerjaan seni kriya yang dijual di Pasar45-pun dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat lokal, dalam suasana gotong royong.
Pasar45 tidak terlibat dalam proses produksi, Pasar45 hanya membeli barang-barang jadi yang dijual oleh pengrajin-pengrajin di Indonesia.

No comments:

Post a Comment